''Solo yang indah tempatku kuliah
Mencari ilmu tuk masa depan
Dan semua tantangan akan kuhadapi
Dengan senyuman
Solo yang indah kan ceria slalu
Bergelimang teman dan juga wanita
Habiskan malam bersama teman
Rayakan dengan vodka''
Demikian reff dari sebuah lagu yang diciptakan oleh alumni kampus saya, ATMI Surakarta. Pertama saya dengar lagu ini, saya langsung ketagihan dengan lagu ini, langsung saya cari lagunya di web. Dan tiap kali saya denger lagu ini, bulu kuduk saya langsung merinding. Kenapa? Karena semua liriknya dari awal sampai akhir emang bener-bener menggambarkan kehidupan para mahasiswa yang belajar di Solo menurut saya, termasuk saya sendiri juga merasakan hal yang sama.
Politeknik ATMI Surakarta |
Ada banyak hal baru yang saya temui selama di Solo ini, mulai dari lingkunganya, makanannya, orang-orangnya, semuanya baru bagi saya. Jujur, adaptasi di sini emang sedikit susah ya bagi saya karena saya orang Jakarta dan orang-orang di sini ngomongnya pake bahasa Jawa semua, sedangkan saya cuma bisa dikit-dikit, tapi alhasil lama kelamaan saya jadi mulai bisa bahasa Jawa juga.
Lalu yang kedua, soal makanan. Bagi saya yang selama 17 tahun hidupnya di Jakarta, begitu saya pindah ke Solo ini, hal yang paling membuat saya bahagia adalah soal makanan, karena harga makanan di sini murah-murah jika dibandingkan dengan di Jakarta, apalagi burjo-burjo di deket kampus, cuma keluar duit 3000 sampai 5000 udah bisa makan enak dan kenyang.
Kalo orang-orangnya di solo, sejauh yang saya temui sampai saat ini mereka ramah-ramah dan enak untuk diajak ngobrol. Selain itu mereka juga ikhlas membantu jika saya sedang kesulitan atau kebingungan.
Nah kalo urusan di jalanan (kendaraan) yang saya lihat ada hal positifnya dan negatifnya. Hal baiknya yang saya liat dari kendaraan-kendaraan di Solo ini, di sini cenderung tertib terhadap lampu lalu lintas dan zebra cross, berbeda dengan Jakarta. Sedangkan sisi buruknya, jika saya baru saja keluar dari sebuah gang jalan kecil dan mau masuk ke jalan besar, atau menyebrang di jalan raya dengan jalan kaki ataupun motor, di sini sangat sulit. Kendaraan di sini cenderung sulit mengalah untuk memberi kesempatan orang lain menyebrang. Maka dari itu jangan heran jika Anda menunggu cukup lama untuk menyebrang, karena saya juga mengalami hal yang sama.
Malam Satu Suro |
Car Free Day, Slamet Riyadi |
Akhir kata, gw bener-bener gak nyesel bisa nyasar ke Solo ini, mungkin emang udah jalanNya supaya gw bisa menikmati kenyamanan kota ini. Ini merupakan perkenalan pertama gw sama kota Solo yang penuh makna :)