Sabtu, 23 November 2013

Perkenalan Pertama Selalu Penuh Makna







''Solo yang indah tempatku kuliah
  Mencari ilmu tuk masa depan
  Dan semua tantangan akan kuhadapi             
  Dengan senyuman

  Solo yang indah kan ceria slalu
  Bergelimang teman dan juga wanita
  Habiskan malam bersama teman
  Rayakan dengan vodka''


Demikian reff dari sebuah lagu yang diciptakan oleh alumni kampus saya, ATMI Surakarta. Pertama saya dengar lagu ini, saya langsung ketagihan dengan lagu ini, langsung saya cari lagunya di web. Dan tiap kali saya denger lagu ini, bulu kuduk saya langsung merinding. Kenapa? Karena semua liriknya dari awal sampai akhir emang bener-bener menggambarkan kehidupan para mahasiswa yang belajar di Solo menurut saya, termasuk saya sendiri juga merasakan hal yang sama.

Politeknik ATMI Surakarta
Sekarang saya kuliah di ATMI Solo, masih semester 1. Sebenernya pada awalnya niat saya kuliah di Bandung, tapi berhubung ga diterima, dan kata saudara saya kuliah di sini bagus, yauda akhirnya saya masuk ATMI di Solo.

Ada banyak hal baru yang saya temui selama di Solo ini, mulai dari lingkunganya, makanannya, orang-orangnya, semuanya baru bagi saya. Jujur, adaptasi di sini emang sedikit susah ya bagi saya karena saya orang Jakarta dan orang-orang di sini ngomongnya pake bahasa Jawa semua, sedangkan saya cuma bisa dikit-dikit, tapi alhasil lama kelamaan saya jadi mulai bisa bahasa Jawa juga.

Lalu yang kedua, soal makanan. Bagi saya yang selama 17 tahun hidupnya di Jakarta, begitu saya pindah ke Solo ini, hal yang paling membuat saya bahagia adalah soal makanan, karena harga makanan di sini murah-murah jika dibandingkan dengan di Jakarta, apalagi burjo-burjo di deket kampus, cuma keluar duit 3000 sampai 5000 udah bisa makan enak dan kenyang.

Kalo orang-orangnya di solo, sejauh yang saya temui sampai saat ini mereka ramah-ramah dan enak untuk diajak ngobrol. Selain itu mereka juga ikhlas membantu jika saya sedang kesulitan atau kebingungan.

Nah kalo urusan di jalanan (kendaraan) yang saya lihat ada hal positifnya dan negatifnya. Hal baiknya yang saya liat dari kendaraan-kendaraan di Solo ini, di sini cenderung tertib terhadap lampu lalu lintas dan zebra cross, berbeda dengan Jakarta. Sedangkan sisi buruknya, jika saya baru saja keluar dari sebuah gang jalan kecil dan mau masuk ke jalan besar, atau menyebrang di jalan raya dengan jalan kaki ataupun motor, di sini sangat sulit. Kendaraan di sini cenderung sulit mengalah untuk memberi kesempatan orang lain menyebrang. Maka dari itu jangan heran jika Anda menunggu cukup lama untuk menyebrang, karena saya juga mengalami hal yang sama.


Malam Satu Suro
Selain itu di Solo ini sering banget ada event-eventnya, contohnya Rock in Solo, Solo Jazz, trus terkadang ada pameran yang macem-macem. Trus biasanya kalo emang di tanggal itu merah biasanya bakal ada acaranya sendiri, contohnya waktu kemarin malam satu suro. Saat malam hari sekitar jam 10-an, kebo bule keliling jalan di slamet riyadi menuju ke keraton, bisa sampe subuh. Yang saya denger, mitosnya kalo kita kedapetan kotoran kebo bule tersebut, kita bisa dapet berkah, tapi itu ya percaya gak percaya.

Car Free Day, Slamet Riyadi
Lalu setiap hari Minggu, jalanan di Slamet Riyadi ditutup untuk digunakan sebagai Car Free Day dimana jalanan tersebut dibebaskan dari kendaraan bermotor dan hanya boleh digunakan oleh pejalan kaki atau sepeda. Selain itu di sana juga ramai, ada yang membawa peliharaan mereka, dari anjing,kucing, hingga burung hantu ada di sana. Dan juga ada banyak sekali penjual makanan di sana, jadi tidak usah takut kelaparan.

Akhir kata, gw bener-bener gak nyesel bisa nyasar ke Solo ini, mungkin emang udah jalanNya supaya gw bisa menikmati kenyamanan kota ini. Ini merupakan perkenalan pertama gw sama kota Solo yang penuh makna :)





Minggu, 14 Juli 2013

Air Terjun Curug Cijalu - Jawa Barat

Air Terjun Curug Cijalu, Jawa Barat
Satu lagi keindahan alam dari Indonesia yang pernah saya kunjungi, Air Terjun Curug Cijalu. Air terjun ini terletak di Kabupaten Subang, Kecamatan Serangpanjang, Desa Cipancar. Air terjun ini terletak di kaki Gunung Tangkuban Perahu sebelah utara.

Di sana suasananya masih sangat asri, pohon-pohon dan bunga-bunga tersebar di sepanjang jalan menuju air terjun tersebut. Dan tentu saja udaranya juga sangat sejuk karena berada di dataran tinggi. Dari Desa Cipancar, Anda bisa naik mobil atau motor untuk sampai ke gerbang Air Terjun Curug Cijalu ini, barulah setelah itu Anda harus berjalan di tapakan bebatuan kira-kira sepanjang 300 meter.

Air Terjun Curug Perempuan
Air Terjun Curug Cijalu
Dalam perjalanan, kira-kira setelah menempuh jarak 200 meter, Anda akan menemukan anak air terjun dari Curug Cijalu yang bernama Curug Perempuan. Air terjun ini jauh lebih kecil daripada Curug Cijalu dan jatuhnya air juga tidak terlalu tinggi. Dan setelah Anda berjalan lagi ke depan, Anda akan menemukan air terjun yang sangat indah. Air yang turun deras dan berada di antara rindangnya pepohonan dan tanaman, menambah keelokan tersendiri dari Air Terjun Curug Cijalu ini.
Udara di sekitar air terjun sangat dingin dan bila Anda ingin mencoba ke tengah-tengah air terjun, Anda harus berhati-hati karena semakin ke tengah, airnya semakin dalam.
Sesampainya di sana, Anda bebas melakukan apa saja, tapi tetaplah ingat untuk menjaga keindahan negara kita!

Selasa, 09 Juli 2013

Gunung Gede - Jawa Barat

Gunung Gede, Jawa Barat
Yang suka berpetualang, apalagi naik gunung, mungkin bisa dicoba Gunung Gede yang ada di Jawa Barat, masuk ke 3 wilayah yaitu, Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tingginya mencapai 2.958 meter di atas permukaan laut. Gunung Gede punya 2 gerbang untuk memulai pendakian, yang pertama Cibodas dan yang kedua adalah Cipanas. Jika Anda naik melalui Cibodas, maka akan turun di Cipanas, dan begitu juga sebaliknya. Gunung ini termasuk dalam golongan gunung yang berhutan.

Saat itu saya mendaki lewat Cibodas, medannya cukup melelahkan karena merupakan tanjakkan dan saat itu juga turun hujan meskipun tidak terlalu deras. Nanti di tengah perjalanan, Anda akan menemukan trek seperti harus melewati sebuah sungai air panas dengan bebatuan dan jurang di sebelahnya. Anda harus berjalan melewati sungai itu melalui bebatuan tersebut. Di sana juga disediakan tali untuk berpegangan. Sebaiknya Anda hati-hati saat sampai pada medan ini karena licin, berbahaya dan tidak bisa bercanda. Setelah kira-kira 5 sampai 7 jam Anda akan sampai di tempat bernama Kandang Badak, di sana Anda bisa berkemah dan beristirahat dulu sebelum melanjutkan perjalanan selanjutnya.

''Tanjakan Setan''
Setelah beristirahat maka Anda bisa melanjutkan perjalanan Anda untuk menuju puncak Gunung Gede, semakin cepat akan semakin baik. Mulai dari situ, medan yang akan ditempuh akan semakin menanjak karena sudah mulai mendekati puncak, dan nanti akan ada 2 jalur yang berbeda namun tetap bertemu di satu tujuan. Jalur yang pertama bernama ''Tanjakan Setan''. Tanjakan ini disebut demikian karena tanjakan itu memang benar-benar curam dan Anda harus memanjatnya menggunakan tali dan memilih sendiri tapakan batu mana yang akan Anda ambil. Sedangkan jalur satunya juga menanjak dan juga harus menggunakan tali, namun tidak securam ''Tanjakan Setan''. Anda bisa memilih sendiri lebih tertantang untuk mengambil jalur yang mana.













Setelah Anda melewati kedua tanjakan tersebut, berarti sebentar lagi Anda akan sampai di puncak Gunung Gede. Begitu sampai di permukaan tinggi terbuka di atas, Anda masi harus mendaki sedikit lagi untuk sampai ke puncak Gunung Gede. Hati-hati saat sudah berada di atas karena jalan menuju puncak berbatu dan sedikit pasir, dan kanan kiri Anda sudah merupakan jurang yang tinggi.Jika sudah sampai di puncak, Anda pasti akan merasa puas dan bangga karena akhirnya sampai juga di puncak. Momen-momen itu akan sangat berharga bagi Anda.


Padang Edelweiss


Bunga Edelweiss










Lalu di perjalanan Anda turun, Anda dapat berkemah lagi di Padang Edelweiss. Di sana terdapat banyak bunga edelweis tapi Anda tidak diperbolehkan untuk memetiknya untuk dibawa pulang. Di sana juga terdapat aliran sungai kecil dari mata air, sehingga Anda mudah untuk mencari air. Setelah beristirahat di sana, barulah Anda bisa segera melanjutkan perjalanan menuruni gunung. Anda juga perlu hati-hati saat turun gunung karena medannya juga cukup sulit, terdapat banyak akar-akar, batu-batan, dan batang-batang, serta lumut yang membuat licin.